Mengatasi Ketakutan Menjadi Kekuatan (Pembahasan Tentang Mental Block dan Cara Melepaskannya)
Mengapa orang merasa TAKUT? Adakah yang mengalami? Kira-kira kenapa?
Menurut Anthony Robbins, Otak manusia disetting hanya untuk 2 hal, yaitu mencari nikmat dan menghindari sengsara.
Katakutan adalah sebuah reaksi emosi yang muncul karena pikiran manusia lebih condong berpikir ke arah kesengsaraan atau penderitaan ketika akan melakukan suatu tindakan tertentu.
Contoh:
- Takut jualan, sebenarnya ini adalah reaksi yang muncul karena pikiran lebih fokus pada kemungkinan-kemungkinan ditolak ketika jualan, bahkan mungkin berpikir ditolak dengan cara yang tidak menyenangkan.
- Takut ketika melamar wanita, sebenarnya karena pikiran lebih fokus memunculkan kemungkinan ditolak yang akan menimbulkan perasaan sakit hati bahkan terhina.
- Takut rugi ketika buka usaha, ini adalah reaksi emosi karena pikiran lebih condong memunculkan kemungkinan gagal dan rugi ketika menjalankan usahanya. Dan seterusnya.
Ketika seseorang punya tujuan yang ingin dicapai, sementara di dalam pikiran bawah sadarnya terdapat ketakutan yang menghambat pencapaian tujuan tersebut, itulah yang disebut dengan mental block.
Ilustrasi sederhana untuk memahami mental block ini ibarat sebuah dinding yang membentang menghalangi di depan kita tatkala kita mau berjalan maju. Atau tali yang mengikat tubuh kita dari belakang tatkala kita mau berlari ke depan. Dinding atau tali inilah yang disebut mental block.
Siapa yang menciptakan?
Ya diri kita sendiri, dari pengalaman masa lalu yang terprogram di pikiran bawah sadar kita. Contoh kasus dalam kehidupan:
– ingin sukses tapi malu jualan
– ingin bahagia tapi jauh dari syukur
– ingin jadi pembicara tapi malu tampil
– ingin jadi pengusaha sukses tapi takut rugi
– dll
Ada contoh kasus yang sangat menarik. Beberapa waktu yang lalu senior saya bercerita sedang menterapi kasus seorang klien yang mengalami masalah: Seorang wanita usia 36 tahun belum laku alias belum menikah. Orangnya cantik, punya penghasilan tetap, sayang sekali pada orang tua terutama ibunya. Tapi anehnya selalu gagal dalam membina hubungan dengan laki-laki. Setiap kali menjalin hubungan dan menjelang serius ke arah pernikahan, selalu batal dan dia merasa ada yang kurang cocok yang nantinya bakal membuat hidupnya tidak bahagia jika dilanjutkan menikah. Hal ini terjadi berulang-ulang. Setelah dilakukan konseling ditemukan hal yang menarik. Dari sekian banyak hubungan yang pernah dia jalin dengan laki-laki, yang membuat dia membatalkan dirinya menikah adalah “dia takut jika menikah nanti, dia dan suaminya bakal meninggalkan ibunya sendirian (ayahnya sudah meninggal)”.
Di pikiran bawah sadarnya terprogram oleh sebuah janji tatkala ayahnya meninggal bahwa dia tidak akan meninggalkan ibunya. Akibatnya, dia dihantui ketakutan bakal meninggalkan ibunya kalau dia nanti menikah. Nah, itulah contoh mental block. Apa yang terprogram di pikirannya untuk tetap merawat ibunya baik, tetapi jika hal ini bertentangan dengan tujuan yang lain dalam hidupnya, akan menjadi mental block yang menghambat. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Dalam kasus diatas, digunakanlah teknik Reframing NLP. Klien diajak untuk berpikir dari sudut pandang atau cara berpikir yang lain yang belum terprogram di pikiran bawah sadarnya. Kali ini pikirannya dibawa untuk melihat kebahagiaan dari sudut pandang KEBAHAGIAAN IBUNYA. Kita tunjukkan padanya bahwa kalau dia ingin membahagiakan ibunya, maka pilihan MENIKAH adalah solusi yang tepat, karena salah satu KEBAHAGIAAN IBUNYA adalah melihat dirinya menikah dan memiliki anak, sehingga ibunya bisa menimang cucu.
Selama ini frame berpikirnya hanya terkotak pada konsep “Bahagia Ibunya ketika dia bersamanya”, sekarang kita bawa ke arah pemikiran lainnya yang lebih kuat. Itulah yang disebut dengan Reprogramming Belief System dengan Teknik Reframming NLP. Kotak bingkai (Frame) berpikir yang sudah ada dibuka kembali, lalu kita bingkai ulang dengan pemaknaan yang lain.
Nah, untuk kasus2 lainnya juga bisa dengan cara demikian. Coba ilustrasikan kasus ini ke kasus lain yang Anda miliki, telusuri ke dalam diri Anda apa mental block yang Anda miliki, ketakutan apa yang ada, kemudian buka bingkai dalam pikiran Anda dan beri pemaknaan lain, seketika ketakutan itu akan menjadi sebuah kekuatan baru untuk TAKE ACTION.
Cara yang lain dalam mengatasi ketakutan adalah dengan memaksimalkan resiko. Kita bawa pemikirannya ke arah RESIKO MAKSIMAL. Kita tanya “Apa resiko terburuk dari semua yang akan saya lakukan ini?” Sekali lagi YANG TERBURUK.
Maksimalkan resikonya. Siapkan diri untuk menghadapi resiko yang terburuk itu. Buat antisipasi langkah untuk meminimalkan resiko. Bangun keyakinan akan kemungkinan sukses yang lebih besar. Maka, tidak ada alasan lagi untuk tidak TAKE ACTION.
Ini akan menjadi kekuatan baru yang membuat kita berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi, berjuang lebih keras, dan memaksimalkan semua potensi yang kita miliki.
Selamat malam dan selamat berjuang.
Semoga bermanfaat. Salam Sukses – Bahagia – Aamiin.
Materi ini telah disampaikan oleh Bapak Joko Kurniawan (Life Coach No.1 di Indonesia, Penulis Buku, HRD Manager, Master Trainer Indonesia Life Institute™, CEO PT Kemilau Cahaya Inspirasi, Pengusaha Fashion, Trainer NLP & Hypnotherapy) pada kuliah online group Whatsapp tgl 2 Mei 2017. Jika Anda berminat belajar NLP & Hypnosis ikuti kelas online dengan fasilitator dari team trainer Indonesia Life InstituteTM yang sudah bersertifikasi. GRATIS silahkan gabung disini